A.
Pengertian Kurikulum
a. Menurut Ahli
-
Overly
(1970) dan Valance)
Kurikulum yang tidak dipelajari atau hasil persekolahan non akademik
-
Kohlber
(1970)
Hal yang berhubungan dengan pendidikan moral dan peranan guru dalam Mentransformasikan
standar moral.
-
Dreeben
(1970)
Memfokuskan pada “apa yang dipelajari di sekolah” sebagai suatu fungsi
struktur sosial kelas dan larihan otoritas guru
-
Henry
(1970)
Cendrung pada hubungan siswa-guru, aturan yang mengatur hubungan tersebut
yang berperan mendidik anak untuk kepatuhan
-
Ballantine
(1983: 178) dikembangkan oleh Benson Snyder (1971)
Permintaan implisit (sebagai lawan dari kewajiban eksplisit dari
kurikulum tampak (visible curriculum)
yang ditemukan pada setiap institusi pembelajaran dan yang mana (maha)siswa
harus mengetahuan dan menanggapi sehingga dapat bertahan di dalamnya. Kurikulum
tersembunyi merujuk pada peraturan, regulasi dan rutin yang mana partisipasi
sekolah mesti menyesuaikan diri. Itu dapat dilihat melalui bagaimana ruang
kelas diorganisasi, sistem pernghargaan, dan sosiolisasi moral berlangsung
melalui peraturan, regulasi, dan rutin.
-
Pengertian
diperluas oleh Damsar
Sesuatu yang diajarkan dan dipelajari bersama dengan kurikulum resmi atau
formal, melekat dalam peraturan, regulasi dan rutin tidak tertulis tentang
perilaku dan sikap, seperti ketaatan pada pihak yang berwenang dan norma yang
berlaku umum, serta iklim, hubungan kekuasaan, dan konsekuensi yang tidak
terantipasi.
Misalnya: bagaimana pelajaran yang diperoleh para murid atas kenyataan bahwa mereka merupakan bagian
dari suatu komunitas, seperti konsepsi tentang rapi akan diajarkan, pada
umumnya, berdasarkan nilai yang dianut oleh kelompok menengngah ke atas.
Konsep rapi pada masyarakat Indonesia misalnya, dikatakan bahwa seseorang rapi apabila dia menggunakan
pentolan dan bersepatu. Sehingga dia dipandang berbusana pantas karena rapi
untuk menghadiri berbagai kegiatan resmi seperti pergi ke sekolah, bekerja di
kantor. Seseorang tidak dipandang rapi apabila dia mengenakan sarung dan
sandal, meskipun busana yang dikenakan
harum dan tidak kusut. Kerapian dalam busana kerja dan sekolah ini
mencerminkan dari gagasan dan ideologi suatu kelompok, dalam hal ini kelompok
abangan, misalnya.
-
Buku
sosiologi Kurikulum
Transmisi norma, nilai, dan kepercayaan yang disampaikan baik dalam isi
pendidikan formal dan interaksi sosial di dalam sekolah-sekolah. Defenisi
menegaskan bahwa sekolah tidak sekedar menjelaskan pengetahuan maupun gagasan,
tetapi juga sekolah melakukan lebih dari sekedar menyebarkan pengetahuan,
seperti tercantum dalam kurikulum resmi.
Sumber hidden kurikulum bisa
mencakup praktik, prosedur, aturan, hubungan, dan stuktur, struktur sosial dari
ruang kelas, latihan otoritas guru, aturan yang mengatur hubungan antara guru
dan siswa, aktivitas belajar standar, penggunaan bahasa, buku teks, alat bantu
audio-visual, berbagai perkakas, arsitektur, ukuran disiplin, daftar pelajaran,
sistem pelacakan, dan prioritas kurikulum.
b. Pengertian Hidden Kurikulum Secara Sempit
a) Pengelompokan peserta didik
berdasarkan kemampuan
b) Hubungan guru dengan peserta didik
c) Aturan/ prosedur kelas
d) Isi buku teks secara implisit
e) Perbedaan peran peserta didik menurut
jenis kelamin
f) Struktur kenaikan kelas
c. Pengertian Hidden Kurikulum secara
Luas
a) Hasil pendidikan, meliputi bidang
sosial politik, kepercayaan, kepatuhan, pelajaran tentang nilai ada dan budaya,
pegembangan sikap terhadap kekuasaan dan penguatan perbedaan kelas
b) Apa saja yang mempengaruhi
pelaksanaan kurikulum dan pendidikan berupa nilai, norma, kaidah, tata krama
dan aturan yang berlaku dalam masyarakat dan mempengaruhi suasana belajar kelas
c) Kurikulum yang tidak tertulis, tidak
dipelajari, tidak direncanakan secara terprogram tapi keberadaannya berpengaruh
pada perubahan tingkah laku peserta didik dan sangat menentukan keberhasilan
tertulis
Pada intinya
hidden kurikulum menunjuk kepada apa saja yang ada hubungan dengan proses
pembelajaran serta mempengaruhi pelaksanaan kurikulum dan pendidikan. Jadi
kurikulum yang tidak tertulis, tidak dipelajari, tidak direncanakan secara
terprogram tapi keberadaannya berpengaruh pada perubahan tingkah laku peserta
didik. Contoh yang relevan seperti ideologi, nilai budaya, keyakinan yang
mempengaruhi sekolah dalam menetapkan pengetahuan yang mana yang perlu
diwariskan pada generasi mendatang.
B. Menurut Vallance (1997: 41-42) Hidden Kurikulum dapat dianalisis dengan dua pendekatan yaitu:
1. Sebagai Praktek Pendidikan
Seperangkat praktik yang memiliki tujuan, implikasi dan masih berlangsung
dalam proses sehingga hasilnya belum diketahui. Berdasarkan konsep ini, maka
hidden curriculum dipraktikkan melalui pengajaran di dalam kelas yang mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Pendekatan ini menjelaskan bahwa hidden curriculum secara lebih jauh melakukan banyak hal untuk
anak-anak dibandingkan dengan kurikulum formal yang dipraktekan oleh para guru
2. Sebagai Hasil Pendidikan
Merupakan kritik terhadap pendekatan pertama yang mengatakan bahwa
sekolah kurang menjelaskan secara spesifik aktivitas sehari-hari untuk
mendapatkan hasil prestasi para muridnya. Pendekatan ini memiliki pandangan
yang lebih luas tentang sekolah, yaitu sebuah tempat dalam konteks politik dan
kritik. Pendekatan ini juga melihat bahwa pembelajaran sosial-politik harus
ditanamkan kepada para murid. Banyak ahli pendidikan dan praktisi pendidikan
setuju dengan pendekatan ini. Mereka beranggapan bahwa sekolah dapat memperkuat
sebuah struktur sosial dan mereka melihat sekolah juga sebagai fenomena
ketidakadilan.
…
Pendekatan yang digunakan dalam Hidden
Curriculum
a. The Nihilisic Positiont, merupakan sangkalan terhadap bahwa dalam hidup ini ada
standar benar salah
b. The Autonomic Positiont, yaitu pandangan tentang norma dan nilai tiap orang ditentukan
oleh nilainya sendiri, sekolah tidak mengajarkan bagaimana seharusnya
berperilaku
c. The Heteronomic Positiont, pendekatan ini menganggap nilai dan standar pengetahuan dapat
diajarkan dan dapat memberikan norma yang jelas dalam penilaian tingkah laku
d. The Telenomic Positiont, merupakan pandangan moralitas bersifat objektif dan normatif
C. Fungsi Hidden Curriculum
Hidden Curriculum yang
berkembang di lingkungan sekolah pada dasarnya Mendukung kurikulum formal yang
dilaksanakan di sekolah. Hidden
Curriculum melengkapi dan menyempurnakan kurikulum formal. Kurikulum formal
dan Hidden Curriculum saling
melengkapi keduanya serta tidak dapat
dipisahkan dalam prakteknya di sekolah.
Hidden Curriculum memiliki beberapa fungsi yaitu:
1.
Memberikan
pengalaman mendalam tentang kepribadian, norma, nilai, keyakinan yang tidak
dijelaskan secara menyeluruh dalam
kurikulum formal.
2.
Memberikan
kecakapan, keterampilan yang sangat bermanfaat bagi murid sebagai bekal dalm
fase kehidupannya dikemudian hari. Dalam hal ini dapat mempersiapkan murid
untuk siap terjun di masyarakat.
3.
Dapat
menciptakan masyarakat yang demokratis. Hal tersebut dapat dilihat dalam
berbagai kegiatan maupun aktivitas selain dijelaskan dalam kurikulum formal.
Misalnya melalui berbagai kegiatan pelatihan, ekstrakurikuler, diskusi
4.
Mekanisme
dan kontrol sosial yang efektif terhadap perilaku murid maupun perilaku guru.
Guru memberikan berbagai contoh panutan, teladan dan pengalaman yang
ditransmisikan kepada murid. Murid kemudian mendiskusikan dan menegosiasikan
penjelasan tersebut.
5.
Meningkatkan
motivasi dan prestasi murid dalam
belajar.
D. Aspek Hidden Curriculum
Terdapat dua aspek Hidden
Curriculum yaitu
1. Struktural (organisasi)
Menjelaskan tentang pembegian kelas, berbagai kegiatan sekolah di luar
kegiatan belajar (Misalnya berbagai kegiatan ekstrakurikuler), berbagai
fasilitas yang disediakan sekolah
(misalnya fasilitas lapangan olah raga, fasilitas perpustakaan,
fasilitas ruang multimedia, fasilitas laboratorium, fasilitas tempat ibadah).
Fasilitas juga mencakup barang-barang yang ada di sekolah yang dapat mendukung
pembelajaran disekolah. Termasuk didalamnya adalah buku teks dan berbagai
program komputer yang diajarkan di sekolah.
2. Kultural
Mencakup norma sekolah, etos kerja keras, peran dan tanggung jawab,
relasi sosial antarpribadi dan antarkelompok, konflik antarpelajar, ritual dan
perayaan ibadah, toleransi, kerjasama, kompetisi, ekspektasi guru terhadap
muridnya serta disiplin waktu.
E. Sifat Perkembangan Hidden Curriculum
Agar Hidden Curriculum konsisten dengan
kurikulum formal maka pengembangannya memiliki sifat dari 3 kategori berikut :
a. Organisasional, meliputi pengaturan
masalah waktu, fasilitas dan bahan pelajaran
b. Interpersonal, mengusahakan
terwujudnya hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta didik, tenaga sekolah,
orang tua dan sesama peserta didik.
c. Institusional, menyakut hal-hal yang
berhubungan dengan kebijakan, struktur sosial dan kegiatan ekstrakurikuler.
F. Menurut Bellack dan Kliebard Hidden Curriculum memiliki 3 dimensi :
a. Menunjuk pada hubungan sekolah
(interaksi): guru, peserta didik, struktur kelas dan pola organisasi sekolah
b. Menunjuk pada proses pelaksanaan
pembelajaran di dalam dan di luar sekolah meliputi hal yang memiliki nilai
tambah, sosialisasi dan pemeliharaan struktur kelas
c. Menunjuk pada perbedaan tingkat
kesenjangan dalam “ketersembunyian” berhubungan dengan hal yang bersifat
insidensial
Dampak hidden curriculum di sekolah
1. Positif
-
Guru
Perilaku yang
menjadi Panutan contoh: disiplin
2. Negatif
-
Guru
melakukan pelajaran bias gender
Contohnya: menjelaskan
konsep pekerjaan
ayah
di kantor ibu sebagai ibu rumah tangga
ayah
baca koran ibu memasak
(ayah
sektor publik) (ibu domestik)
Konstruksi
berfikir seperti ini diwariskan dari satu generasi ke generasi
-
Siswa
Perilaku senior ke Junior di masa orientasi siswa baru,
senior semena-mena ke junior
Sumbernya dri buku mana ya mbaa..
BalasHapusterimakasih tulisannya ttg hidden curriculum. sayang tidak dusebutkan sumber referensinya
BalasHapusBoleh bagi referensinya kak 🙏
BalasHapus